Sabtu, 21 Maret 2015

BENDA BERTUAH //BENARKAH BENDA BETUAH ITU ADA-NYA//

            BENARKAH BENDA BERUAH ITU MEMILIKI KODAM????


sebenarnya sampai saat ini saya bingung dengan saudara-saudara saya yang masih menjual barang-barang bertuah.... dengan memberi harga kepadanya.....
sebagai contoh: batu akik junjung derajat diberi harga 500.000 dengan karomah membuat seseorang yang memakainya memiliki derajat yang tinggi.... secara nalar apakah mungkin??? apakah allah itu memberikan derajat kepada seseorang hanya dengan sebuah batu,,,,,, bukan kah allah itu mengangkat derajat seseorang dengan ilmu dan amal perbuataanya>>>>!!!!
semar sebagai pengasihan dan pelet wanita bagi pemilik akan diasihi oleh lawan jenis dan pasti akan bisa memikat wanita.. dimaharkan 300.000/..... secara nalar apa mungkin..... dengan benda...... bukankah jodoh itu memang sudah ditentukan oleh allah....kalau memang sudah berjumpa dengan pasangan dan memiliki benda tersebut apa manfaatnya.... medatangkan wanita lain.. berarti itu godaan bukan....
dan masih banyak lagi contohnya....
saya mulai berfikir.... bagaimana orang yang membeli benda yang dianggap bertuah itu yakin bahwa benda tersebut asli.. bagaimana mungkin orang yang membeli benda tersebut tau bahwa benda tersebut memiliki daya ghaib yang seperti diceritaakan oleh sang penjual.....
seperjalanan saya mengalami dan menguak tabir ghaib hal tersebut adalah tabu..... tidak bisa dibuka oleh sembarangan orang yang se-enaknya saja.. bahkan ada banyak pantangan didalamnya..... saya mulai ragu orang yang mengatasnamakan ghaib dan benda bertuah..... saya ragu dengan keasliannya,,,,,

benda bertuah itu didapat atau diberikan oleh yang diyakini memiliki kekuatan ghaib bukan untuk diperjual belikan melainkan untuk AGEMAN..... mereka yang diberikan.. toh kalau memang itu bisa diberikan kepada orang lain maka harga atau mahar itu tidak bisa disebutkan berapa besar nominalnya..... kenapa, karena mana mungkin orang yang berjalan mengarungi dunia spiritual dan diberikan cideramata bisa dengan mudah dan murah menjualnya..... pada dasarnya mereka yang mengarungi dunia spiritual adalah mencari jati diri dan menyatukan diri dengan ciptaan sang khalik... jadi apa mungngkin itu bisa dihargai dengan nominal uang?????

saya pernah bertanya kepada guru saya... apakah boleh orang yang menggeluti dunia seperitual itu menjual pengetehuannya dengan uang.......???
apakah boleh menjual apa yang kita dapat dari ghaib baik benda atau informasi dengan uang...???
beliau menjawab.... kalau pengetahuan yang didapat itu hanya boleh ditularkan bukan dijual.... karena itu adalah kewajiban......
kalau menjual barang yang didapat dari ghaib,apa yang akan kamu katakan.... lalu apa manfaatnya... bukankah itu malah akan menyesatkan yang membeli karena bisa membengkokkan agamanya karena ketidak tahunya....!!!! lalu mau dihargai dengan uang apa itu mungkin... bagaimana kamu menjamin keaslianya dan benar2 manfaatnya karena pada dasarnya itu diberikan karena ada manfaatnya buat kamu bukan untuk diperjual beliakan.. kalau sampai ada yang minat boleh dimaharkan dengan syarat tidak boleh diberi harga... karena itu berarti akan membuat sang pemberi murka... benda yang dibeli dengan harga bisa dipastikan hilang manfaatnya....... kalau mau menjual informasi dari ghaib apa yang mau dijual.. apa akan ada yang percaya.. kalau ada yang percaya apa bisa dibuktikan.. kalau bisa dibuktikan lalu hanya akan manfaat apa.... hanya akan menimbulkan kesombongan bukan... padahal salah satu pantangan dari menggeluti dunia spiritual ada dilarang sombong.. karena allah mengizinkan kamu tau tentang apa yang sebenarnya tidak perlu tahu bukan untuk kesombongan kecuali kamu bersekutu dengan JIN KAFIR....

                       SEKARANG BAGAIMANA..... SEMUA TERSERAH PADA ANDA......

Jumat, 20 Maret 2015

SEJARAH MAKAM KANJENG HARYO JABOLEKO/JOBOLEKO, joboleko,karangpandan, karanganyar

EYANG HARYO, adalah seorang senopati agung kerajaan majapahit, beliau didaulah oleh raja brawijaya v saat raja brawijaya dalam masa pelarian dari majapahit. pada saat brawijaya melakukan pelarian dari serangan tentara demak raja brawijaya dikawal oleh beberapa pasukan dan senopati dan beberapa abdi dalem... tapi disini kita kuak salah satu pasukan atau senopati majapahit tersebut (senopati agung haroyo)!!!

senopati haryo meninggal dan dimakamkan di desa talpitu,ngemplak,karangpandan, makam beliu terletak ditengah alas sengon dan jati.

beliau sampai didesa talpitu adalah saat beliau mendampingi brawijaya v saat dikejar oleh tentara demak saat keruntuhan majapahit, pada saat tentara demak mengetahui keberadaan brawijaya v maka sang senopati yang dikenal memiliki kemampuan strategi yang hebat dan cerdas ini memutuskan untuk menghadang ara pasukan demak kyang akan menangkap sang raja, bersama dengan 3 senopati lainnya dan beberapa pasukan, senopati haryo pun mengalaihkan perhatian tentara demak yang memburu raja brawijaya.
karena kemampuan senopati haryo yang luar biasa ahirnya tentara demak itu pun terkecoh dan mengikuti senopati haryo dan tidak lagi mengejar raja brawijaya.

tepatnya ada disebuah alas kabupaten karangayar senopati haryo, senopati aryo tedjo, senopati joko lelono berpisah dari sang raja,,, sang raja menuju arah arah sukuh lereng gunung lawu dan ketiga senopati ini menuju arah barat..... atau tepatnya ke arah kebak keramat alas tuwo.

dialas karanganyar ini lah ketiga senopati dan beberapa pasukan menyiapkan beberapa strategi untuk menghadang pasukan demak yang diberitugas untuk menangkap raja brawijaya, karena kehebatan senopati haryo da;lam membuat strategi ahirnya para pasukan demak yang mengejar mereka pun dapat dipukul mundur dan kembali ke demak.

setelah pertempuran melawan pasukan demak yang bisa dipukul mundur ini ahirnya ketiga senopati yang gagah berani inipun kembali ke arah timur untuk menemui raja mereka, tapi sayangnya setelah mencari kelereng lawu yang ditemukan hanyalah petilasan seperti candi sukuh candi ceto dan para senopati ini pun tidak menemui raja mereka. setelah itu  para senopati pun memutuskan untuk mencari raja mereka ke arah gunung lawu.

tetapi pada saat pencarian para senopati pun menuju arah tawangmangu karena disana juga ada beberapa abdi dalem majapahit, para senopati pun menuju arah pringgodani karena para senopati mendapatkan petunjuk bahwa dipringgodani terdapat abdi yang juga diberi tugas untuk berjaga yaitu kanjeng enyak kuncoro nagoro.

dipringgodani inilah para senopati beristirahat dan melakukan semedi untuk mencari petunjuk, dalam semedi inilah para senopati mendapatkan petunjuk bahwa raja mereka brawijaya v telah selamat dan para senopati ini diberi tugas untuk menjaga dan menghadang apabila sewaktu waktu pasukan demak kembali menyerang.

ahirnya senopati haryo pun menetap di jaboleko,ngemplak karangpandan untuk berjaga sewaktu-waktu tentara demak kembali menyerang, dan dua senopati lainnya pun menyebar untuk melakukan hal yang sama.
sampai ahir hayatnya eyang haryo mengabdikan diri dan menuruti dawuh dari sang raja.

konon pada saat penjajahan belanda kanjeng eyang haryo ini pernah menampakkan sukmanya, untuk menghadang para pasukan belanda saat belanda akan menyerang desa joboleko,dan saat para warga ketakutan eyang haryo berkata "ojo bingung-bingun,aku didawuh jogo ratuku lan aku bakal jogo wargoku"

pada saat itulah muncul burung gagak rimang,garuda dan macan dan kelabang menyerang pasukan belanda... sehingga pasukan belanda pun banyak berjatuhan korban karena serangan dari binatang-binatang tersebut, dan pasukan belanda pun meninggalkan desa jaboleko ini karena dianggap desa ini angker.

bahkan sampai sekarang pun suara geraman, suara burung mematahkan dahan pohon, masih sering terdengar dimalam-malam tertentu, dan kemunculan kelabang yang sebesar ibu jari ini juga sesekali terlihat dikawasan makam kanjeng eyang haryo ini.

dan tempat kanjeng eyang haryo ini sesalu ramai didatengi peyiarah untuk memanjatkan doa kepadanya, karena banyak yang mengatakan bahwa kanjeng eyang haryo sempat memeluk agama islam juga.




SEJARAH SUSUH/GOA ANGIN CANDI SUKUH, kabupaten karangnyar

GOA SUSUH ANGIN, goa susuh angin yang berada diselatan atas candi sukuh ini banyak orang belom tau keberadaanya, karena letaknya yang jarang dilewati dan hanya seperti lobang batu yang berukuran tidak lebih dari 1m saja sehngga banyak orang yang tidak tau akan keberadaanya.

goa ini pertama kali diketahuai oleh seseorang abdi dalem kraton surakarta hadiningrat yang mendapatkan firasat tentang keberadaanya, melalui perjalanan spiritual. perjalanan itu dimulai pada malam jum'at keliwon saat pisowanan dikraton surakarta, pada saat pisowanan tersebut diberikanlah dawuh kepada abdi dalem untuk mencari GOA SUSUH ANGIN!!! 

pada hari jum'at tepatnya jam 10.00 wib perjalan pencarian pun dilakukan oleh beberapa abdi dalem kecandi sukuh yang hanya berdasarkan firasat dan dawuh ghaib. pada saat pencarian yang tak tau dimana letaknya tersebut memakan waktu berjam-jam bahkan para abdi dalem pun sempat berhenti beberapa jam untuk istirahat dan menjalankan sholat jum'at.... pada saat selesai sholat itulah perjalanan kembali dilakukan, pada saat pencarian terbesit suara "yen sliramu golek omah kui kudu gowo sobo sito lan kudu jaluk pitulungan gusti ora waton mlaku" saat itulah para abdi dalem berhenti dan melakukan doa dan ritual kecil untuk mencarinya...
beberapa saat setelah ritual dan doa dipanjatkan terdengar suara untuk ke dua kalinya "papan dunung kang bodho kok golek'i manggon ono duwur" ahirnya para abdi dalem pun semua serentak menengok ke atas dan mencarinya dengan melihat ke atas... tapi beberapa jam p[un berlalu dan duduh angin itu tidak ditemukan. diambang keputus asaan rombongan abdi dalem ini pun istirahat sambil bercakap-cakap.

disaat bercakap inilah suara ketiga kembali terdengar "ora kabeh kang panggonan duwur iku ono awang-awang" pada saat itu lakh semua para abdi dalem ini sadar bahwa letaknya bukan diatas awan tapi bisa jadi di tebing....

beberapa saat setelah itu GOA SUSUH ANGIN  yang dicari pun ditemukan dengan tanda munculnya se-ekor ular hijau bercorak kehitam-hitaman putih dari balik batu, setelah ular itu pergi para abdi dalem pun bergegas mendekati batu itu,ternya apa yang dicari berjam-jam benar adanya dibalik batu munculnya ular tersebut.. setelah batu disingkirkan angin pun keluar dari dalam goa.

keanehan yang ditemui dari goa angin candi sukuh ini adalah ukuranya kecil tapi dari dalam tanah atau goa yang dalamnya hanya sekitar 2meter ini menghembuskan angin yang sangat-sangat dingin bahkan suhunya mencapai 10 derajat celcius atau kalau dimalam hari hembusan angin dari goa bisa mencapai 3 derajat celcius. 

konon beberapa orang yang setelah goa ini ditemukan beberapa orang mendapatkan cinderamata dari dalam goa inten,permata dll

bagi yang ingin datang kesana silahkan ambil jalur treal dari candi sukuh lurus aja, gapura ambil kanan dan mengikuti jalan jalur treal sampai bertemu papan pengumuman warna hijau, tapi kalau tidak tau bisa bertanya pada warga sekitar,karena memang karena goa ini sangat kecil banyak orang yang tidak tau menau akan keberadaan goa ini... 


SEJARAH CANDI SUKUH, kabupaten karanganyar

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang secara administrasi terletak di wilayah Desa BerjoKecamatan NgargoyosoKabupaten Karanganyar, eks Karesidenan SurakartaJawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya.


Teras pertama candi

Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada gapura ini ada sebuah sengkala memetdalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta aban wong ("raksasa gapura memangsa manusia"), yang masing-masing memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 (Saka) (1437 Masehi). Angka tahun ini sering dianggap sebagai tahun berdirinya candi ini, meskipun lebih mungkin adalah tahun selesainya dibangun gapura ini. Di sisi sebelahnya juga terdapat relief sengkala memet berwujud gajah bersorban yang menggigit ekor ular. Ini dianggap melambangkan bunyi gapura buta anahut buntut ("raksasa gapura menggigit ekor"), yang juga dapat ditafsirkan sebagai 1359 Saka.


Teras kedua candi


Gapura pada teras kedua sudah rusak. Di kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala yang biasa ada, namun dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi. Gapura sudah tidak beratap dan pada teras ini tidak terdapat banyak patung-patung. Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyigajah wiku anahut buntut yang berarti “Gajah pendeta menggigit ekor” dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi.



Teras ketiga candi




Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa panel berelief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan.

Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyandupa dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masih sering dipergunakan untuk bersembahyang.

Kemudian pada bagian kiri candi induk terdapat serangkaian panel dengan relief yang menceritakan mitologi utama Candi Sukuh, Kidung Sudamala. Urutan reliefnya adalah sebagai berikut.

Panel pertama

Di bagian kiri dilukiskan sang Sahadewa atau Sadewa, saudara kembar Nakula dan merupakan yang termuda dari para Pandawa Lima. Kedua-duanya adalah putra Prabu Pandu dari Dewi Madrim, istrinya yang kedua. Madrim meninggal dunia ketika Nakula dan Sadewa masih kecil dan keduanya diasuh oleh Dewi Kunti, istri utama Pandu. Dewi Kunti lalu mengasuh mereka bersama ketiga anaknya dari Pandu: Yudhistira, Bima dan Arjuna. Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok dan diikuti oleh seorang punakawanatau pengiring. Berhadapan dengan Sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga disertai seorang punakawan.

Panel kedua

pada relief kedua ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasi (raksasa wanita) yang berwajah mengerikan. Dua orang raksasa mengerikan; Kalantaka dan Kalañjaya menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam akan membunuh Sadewa. Kalantaka dan Kalañjaya adalah jelmaan bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga harus terlahir sebagai para raksasa berwajah buruk. Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Durga. Di belakangnya terlihat antara lain ada Semar. Terlihat wujud hantu yang melayang-layang dan di atas pohon sebelah kanan ada dua ekor burung hantu. Lukisan mengerikan ini kelihatannya ini merupakan lukisan di hutan Setra Gandamayu (Gandamayit) tempat pembuangan para dewa yang diusir dari sorga karena pelanggaran.

Panel ketiga


Panel keempat
Pada bagian ini digambarkan bagaimana Sadewa bersama punakawannya, Semarberhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa di pertapaan Prangalas. Sadewa akan menyembuhkannya dari kebutaannya.
Adegan di sebuah taman indah memperlihatkan sang Sadewa sedang bercengkerama dengan Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa serta seorang punakawan di pertapaan Prangalas. Tambrapetra berterima kasih dan memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya.

Panel kelima

Panel ini menggambarkan adegan adu kekuatan antara Bima dan kedua raksasa Kalantaka dan Kalañjaya. Relief hanya menunjukkan salah satu dari kedua raksasa. Bima dengan kekuatannya yang luar biasa sedang mengangkat raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pañcanakanya. Inskripsi bertulisan aksara Kawi berbahasa Jawa Kuna, berbunyipadamel rikang buku[r] tirta sunya, yang merupakan sengkalan berarti 1361 Saka (1439 M).

Patung-patung sang Garuda

Lalu pada bagian kanan terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah inskripsi (tatahan tulisan) berbunyi lawase rajeg wesi duk pinerp kapeteg dene wong medang ki hempu rama karubuh alabuh geni harbut bumi kacaritane babajang mara mari setra hanang tang bangomenurut bacaan Darmosoetopo (1984). Pada intinya inskripsi ini merupakan suryasengkalayang melambangkan tahun 1363 Saka (1441 M)[1].
Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu. Bentuk kura-kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh sesajian. Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta.

dicandi sukuh berkembang mitos






tentang pengujuan keperawanan.. kalau seandainya ingin mengetahui seorang gadis tsb masih perawan atau tidak disinlah tempatnya....
candi sukuh masih berhubungan erat dengan raja brawijaya v dan adanya candi ceto... 
dicandi sukuh inilah berkembang keyakinan bahwa barang siapa datang kesini berpacaran maka mereka akan segera putus.. karena disini termasuk tempat yang suci.. apalagi kaalau disini memiliki status yang tidak benar,,,, (selingkuh) pasti mereka akan segera bertengkar dan hubungan itu berarhir....

SEJARAH CANDI CETO, kabupaten karangnyar

Candi Ceto (hanacaraka, ejaan bahasa Jawa latin: cethå) merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut[1], dan secara administratif berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.


Ketika ditemukan keadaan candi ini merupakan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras ("punden berundak") memunculkan dugaan akan sinkretisme kultur asli Nusantara dengan Hinduisme. Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikonografi. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai wayang kulit, dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan. Penggambaran serupa, yang menunjukkan ciri periode sejarah Hindu-Buddha akhir, ditemukan di Candi Sukuh.
Pemugaran pada akhir 1970-an yang dilakukan sepihak oleh Sudjono Humardani, asisten pribadi Suharto (presiden kedua Indonesia) mengubah banyak struktur asli candi, meskipun konsep punden berundak tetap dipertahankan. Pemugaran ini banyak dikritik oleh para pakar arkeologi, mengingat bahwa pemugaran situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa studi yang mendalam. Beberapa objek baru hasil pemugaran yang dianggap tidak original adalah gapura megah di bagian depan kompleks, bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan, patung-patung yang dinisbatkan sebagai SabdapalonNayagenggongBrawijaya V, serta phallus, dan bangunan kubus pada bagian puncak punden.
Selanjutnya, Bupati Karanganyar periode 2003-2008, Rina Iriani, dengan alasan untuk menyemarakkan gairah keberagamaan di sekitar candi, menempatkan arca Dewi Saraswati, sumbangan dari Kabupaten Gianyar, pada bagian timur kompleks candi, pada punden lebih tinggi daripada bangunan kubus.
Pada keadaannya yang sekarang, kompleks Candi Ceto terdiri dari sembilan tingkatan berundak. Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk (yaitu teras ketiga) merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman. Pada aras ketiga terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Ceto.
Sebelum memasuki aras kelima (teras ketujuh), pada dinding kanan gapura terdapat inskripsi (tulisan pada batu) dengan aksara Jawa Kuna berbahasa Jawa Kuna berbunyi pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku 1397[1]. Tulisan ini ditafsirkan sebagai fungsi candi untuk menyucikan diri (ruwat) dan penyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu 1397 Saka atau 1475 Masehi. Di teras ketujuh terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit (diduga sebagai lambang Majapahit), dan simbol phallus (penis, alat kelamin laki-laki) sepanjang 2 meter dilengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimikatak, dan ketam. Simbol-simbol hewan yang ada, dapat dibaca sebagai suryasengkala berangka tahun 1373 Saka, atau 1451 era modern. Dapat ditafsirkan bahwa kompleks candi ini dibangun bertahap atau melalui beberapa kali renovasi.
Pada aras selanjutnya dapat ditemui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisahSudamala, seperti yang terdapat pula di Candi Sukuh. Kisah ini masih populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan. Dua aras berikutnya memuat bangunan-bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk candi. Sampai saat ini pendapa-pendapa tersebut digunakan sebagai tempat pelangsungan upacara-upacara keagamaan. Pada aras ketujuh dapat ditemui dua arca di sisi utara dan selatan. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatanNayagenggong, dua tokoh (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah tokoh yang sama) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.
Pada aras kedelapan terdapat arca phallus (disebut "kuntobimo") di sisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa. Pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat. Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.
Di bagian teratas kompleks Candi Ceto terdapat sebuah bangunan yang pada masa lalu digunakan sebagai tempat membersihkan diri sebelum melaksanakan upacara ritual peribadahan (patirtan). Di timur laut bangunan candi, dengan menuruni lereng, ditemukan sebuah kompleks bangunan candi yang kini disebut sebagai Candi Kethek ("Candi Kera").
menurut pendapat masyarakat sekitar, tempat ter-ahir sag raja terlihat sebelum beliau naik kepuncak lawu untuk mengindari pasukan demak bintoro adalah pendirian candi ceto ini......  

candi ceto ini juga dijuluki sebagai candi porno,karena dicandi inilakh digambarkan tentang alat kelamin lali-laki atau persempuan secara full gar, tetapi ditempat inilakh digambarkan keperkasaan seorang lali-laki yang tentunya amat perkasa.

berkembang mitos juga apabila seseorang yang susah memiliki keturunan atau menginginkan orang yang disayang biar langgeng konon ditempat inilah tempat yang paling tepat untuk itu... terlepas dari bnar tidaknya semua kembali kepada keyakinan masing-masing

ada sebuah sendang juga yang terdapat ditimur atas candi ceto yang diyakini airnya bisa membuat awet muda,lancar rejeki dan membuuat orang yang meminumnya terjauh dari bala....

demikian terimakasih.....