Jumat, 20 Maret 2015

SEJARAH MAKAM KANJENG HARYO JABOLEKO/JOBOLEKO, joboleko,karangpandan, karanganyar

EYANG HARYO, adalah seorang senopati agung kerajaan majapahit, beliau didaulah oleh raja brawijaya v saat raja brawijaya dalam masa pelarian dari majapahit. pada saat brawijaya melakukan pelarian dari serangan tentara demak raja brawijaya dikawal oleh beberapa pasukan dan senopati dan beberapa abdi dalem... tapi disini kita kuak salah satu pasukan atau senopati majapahit tersebut (senopati agung haroyo)!!!

senopati haryo meninggal dan dimakamkan di desa talpitu,ngemplak,karangpandan, makam beliu terletak ditengah alas sengon dan jati.

beliau sampai didesa talpitu adalah saat beliau mendampingi brawijaya v saat dikejar oleh tentara demak saat keruntuhan majapahit, pada saat tentara demak mengetahui keberadaan brawijaya v maka sang senopati yang dikenal memiliki kemampuan strategi yang hebat dan cerdas ini memutuskan untuk menghadang ara pasukan demak kyang akan menangkap sang raja, bersama dengan 3 senopati lainnya dan beberapa pasukan, senopati haryo pun mengalaihkan perhatian tentara demak yang memburu raja brawijaya.
karena kemampuan senopati haryo yang luar biasa ahirnya tentara demak itu pun terkecoh dan mengikuti senopati haryo dan tidak lagi mengejar raja brawijaya.

tepatnya ada disebuah alas kabupaten karangayar senopati haryo, senopati aryo tedjo, senopati joko lelono berpisah dari sang raja,,, sang raja menuju arah arah sukuh lereng gunung lawu dan ketiga senopati ini menuju arah barat..... atau tepatnya ke arah kebak keramat alas tuwo.

dialas karanganyar ini lah ketiga senopati dan beberapa pasukan menyiapkan beberapa strategi untuk menghadang pasukan demak yang diberitugas untuk menangkap raja brawijaya, karena kehebatan senopati haryo da;lam membuat strategi ahirnya para pasukan demak yang mengejar mereka pun dapat dipukul mundur dan kembali ke demak.

setelah pertempuran melawan pasukan demak yang bisa dipukul mundur ini ahirnya ketiga senopati yang gagah berani inipun kembali ke arah timur untuk menemui raja mereka, tapi sayangnya setelah mencari kelereng lawu yang ditemukan hanyalah petilasan seperti candi sukuh candi ceto dan para senopati ini pun tidak menemui raja mereka. setelah itu  para senopati pun memutuskan untuk mencari raja mereka ke arah gunung lawu.

tetapi pada saat pencarian para senopati pun menuju arah tawangmangu karena disana juga ada beberapa abdi dalem majapahit, para senopati pun menuju arah pringgodani karena para senopati mendapatkan petunjuk bahwa dipringgodani terdapat abdi yang juga diberi tugas untuk berjaga yaitu kanjeng enyak kuncoro nagoro.

dipringgodani inilah para senopati beristirahat dan melakukan semedi untuk mencari petunjuk, dalam semedi inilah para senopati mendapatkan petunjuk bahwa raja mereka brawijaya v telah selamat dan para senopati ini diberi tugas untuk menjaga dan menghadang apabila sewaktu waktu pasukan demak kembali menyerang.

ahirnya senopati haryo pun menetap di jaboleko,ngemplak karangpandan untuk berjaga sewaktu-waktu tentara demak kembali menyerang, dan dua senopati lainnya pun menyebar untuk melakukan hal yang sama.
sampai ahir hayatnya eyang haryo mengabdikan diri dan menuruti dawuh dari sang raja.

konon pada saat penjajahan belanda kanjeng eyang haryo ini pernah menampakkan sukmanya, untuk menghadang para pasukan belanda saat belanda akan menyerang desa joboleko,dan saat para warga ketakutan eyang haryo berkata "ojo bingung-bingun,aku didawuh jogo ratuku lan aku bakal jogo wargoku"

pada saat itulah muncul burung gagak rimang,garuda dan macan dan kelabang menyerang pasukan belanda... sehingga pasukan belanda pun banyak berjatuhan korban karena serangan dari binatang-binatang tersebut, dan pasukan belanda pun meninggalkan desa jaboleko ini karena dianggap desa ini angker.

bahkan sampai sekarang pun suara geraman, suara burung mematahkan dahan pohon, masih sering terdengar dimalam-malam tertentu, dan kemunculan kelabang yang sebesar ibu jari ini juga sesekali terlihat dikawasan makam kanjeng eyang haryo ini.

dan tempat kanjeng eyang haryo ini sesalu ramai didatengi peyiarah untuk memanjatkan doa kepadanya, karena banyak yang mengatakan bahwa kanjeng eyang haryo sempat memeluk agama islam juga.




1 komentar: